Kamis, 05 Juli 2018

Ungkapan Hati Nurani



S‎ebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam.
Sepasang suami istri berlari menuju ke sekoci untuk menyelamatkan diri. ‎
Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yg tersisa.
Segera sang suami melompat mendahului istrinya utk mendapatkan tempat itu.
Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum sekoci menjauh dan kapal itu benar2 tenggelam.‎
Guru yg menceritakan kisah ini bertanya pada murid2nya, “Menurut kalian, apa yg istri itu teriakan sebelum ia tenggelam?”
Sebagian besar murid2 itu menjawab,
“Aku benci kamu!”
“Kamu tau aku buta!!”
“Kamu egois!”
"Nggak tanggung jawab!"
“Nggak tau malu!”

Tapi ada seorang murid yg hanya diam saja. Guru itu meminta murid yg diam saja itu menjawab.
Murid itu menjawab “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik...’”‎
Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”
Murid itu menggeleng. “Belum pak. Tapi itu yg dikatakan oleh ibu saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.”

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.”
"Kapal itu kemudian benar2 tenggelam dan sang suami pulang membesarkan dan mendidik anak mereka sendirian."
Bertahun2 kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kanker ganas dan akan segera meninggal.
Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu2nya kesempatan untuk bertahan hidup.
Dia menulis di buku harian itu, “Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku terpaksa dg hati menangis membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana...”
Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.
Guru itu kemudian menjelaskan murid2nya hikmah dari cerita tsb.
Bahwa, kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yg kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yg kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya luarnya saja dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mungkin...
Mereka yg sering membayar untuk orang lain, bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.
Mereka yg bekerja tanpa ada yg menyuruh, bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.
Mereka yg mengulurkan tangan untuk menolongmu, bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.
Mereka yg sering mengontakmu, bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya.

Mereka yg minta maaf duluan bukan berarti mereka salah dan yg lainnya benar, tapi karena hatinya bernilai lebih tinggi dari egonya.
Mereka yang memperlihatkan kekesalan kepada kamu walaupun kamu patut mendapatkannya, bukan karena mereka membencimu, tapi karena mengharapkan kamu bisa berpikir dan bertindak lebih bermanfaat bagi banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar