Senin, 09 Juli 2018

Kendalikan sebelum dikendalikan


πŸ“KOREK APIπŸ“
πŸŒ³πŸ“πŸ“πŸ“πŸ“πŸ“πŸ“πŸ“πŸ“πŸ“
SEBATANG POHON DAPAT MEMBUAT JUTAAN BATANG KOREK API,
πŸ“πŸŒ³πŸŒ³πŸŒ³πŸŒ³πŸŒ³πŸŒ³πŸ€Š
TAPI SATU BATANG KOREK API JUGA DAPAT MEMBAKAR JUTAAN POHON.
✅✅✅✅✅
JADI, SATU FIKIRAN NEGATIF DAPAT MEMBAKAR SEMUA FIKIRAN POSITIF.
πŸ“πŸ’­πŸ’­πŸ’­πŸ’­πŸ’­πŸ’­πŸ’­
KOREK API MEMPUNYAI KEPALA, TETAPI TIDAK PUNYA OTAK,
πŸ“πŸ“πŸ”₯πŸ“πŸ”₯πŸ“πŸ”₯
OLEH KARENA ITU SETIAP KALI ADA GESEKAN KECIL, SANG KOREK API TERUS TERBAKAR.
πŸ™‡πŸ™‡πŸ™‡‍♂️🧠🧠🧠
KITA JUGA MEMPUNYAI KEPALA, DAN JUGA OTAK,
πŸ™…πŸ™…πŸ˜‘πŸ˜‘πŸ˜‘
KITA TIDAK PERLU MUDAH TERBAKAR MARAH HANYA KARENA GESEKAN KECIL.
🐧🐧🐧🐧🐧🐧
KETIKA BURUNG HIDUP, IA MAKAN ULAT..
πŸ›πŸ›πŸ›πŸ›πŸ›πŸ›πŸ›
KETIKA BURUNG MATI, ULAT MAKAN BURUNG.
πŸ•›πŸ•πŸ•œπŸ•πŸ•™πŸ•₯
WAKTU TERUS BERPUTAR. RODA KEHIDUPAN TERUS BERLAKU.
πŸ‘ŽπŸ‘ŽπŸ‘Ž⬇⬇πŸ˜”πŸ˜”πŸ˜”πŸ˜”
JANGAN MERENDAHKAN SIAPAPUN DALAM HIDUP, BUKAN KARENA SIAPA MEREKA, TETAPI KARENA SIAPA DIRI KITA.
☝πŸ•₯πŸ•₯πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ˜₯πŸ˜₯
KITA MUNGKIN BERKUASA TAPI TUHAN  LEBIH SANGAT BERKUASA DARIPADA KITA.
✨✨πŸ˜€πŸ˜πŸ™†πŸ˜πŸ˜€✨✨
WAKTU KITA SEDANG BERJAYA, BANYAK TEMAN BARU DI SEKELILING KITA.
πŸƒπŸƒπŸƒπŸ’¨πŸ˜°πŸ˜°πŸ˜’πŸ˜’πŸ˜­πŸ˜­
WAKTU KITA SUSAH, BARU KITA KENAL SIAPA SAHABAT KITA.
πŸ˜ͺπŸ˜ͺ πŸ™Œ πŸ‘›πŸ’„πŸ’…πŸ’ΈπŸ’πŸ’Ž
DAN WAKTU KITA SAKIT PARAH, BARU KITA TAHU BAHWA NIKMAT SEHAT ITU SANGAT BERNILAI, JAUH MELEBIHI HARTA.
πŸ‘΄πŸ‘΅πŸ˜±πŸ˜±πŸ˜°πŸ˜°❗
KETIKA KITA TUA, KITA BARU TAHU BAHWA MASIH BANYAK YANG BELUM KITA KERJAKAN.
πŸ‘€πŸ‘€πŸ‘€πŸ’€πŸ’€πŸ‘£πŸ‘£πŸ‘£
DAN, SETELAH DI AMBANG AJAL, KITA BARU TAHU BEGITU BANYAK WAKTU YANG TERBUANG SIA-SIA.
πŸ”‹πŸ”‹πŸ’‘πŸ’‘πŸ”‹πŸ”‹πŸ’‘πŸ’‘
HIDUP TIDAKLAH LAMA, SUDAH SAATNYA KITA BERSAMA-SAMA MEMBUAT HIDUP LEBIH BERHARGA,
πŸ‘­πŸ‘¬πŸ‘¬πŸ‘­πŸ’ƒπŸ’ƒπŸ‘­
SALING MENGHARGAI DAN SALING MEMAAFKAN.....



Belajar mengalah sampai tidak ada yang mengalahkan


"MENANG ... TAPI KALAH"

Kalau berselisih dengan pelanggan...
walaupun kita menang...
Pelanggan tetap akan lari...

Kalau berselisih dengan rekan sekerja...
Walaupun kita menang...
Tiada lagi semangat bekerja dalam tim...

Kalau kita berselisih dengan boss...
Walaupun kita menang...
Mungkin tiada lagi masa depan di tempat itu...

Kalau kita berselisih dengan keluarga...
Walaupun kita menang...
Hubungan kekeluargaan akan renggang...

Kalau berselisih dengan sahabat...
Walaupun kita menang...
Persahabatan akan menjauh & memudar...

Kalau berselisih dengan pasangan...
Walaupun kita menang...
Perasaan sayang pasti akan berkurang...

Kalau kita berselisih dengan siapapun...
Walaupun kita menang...
Kita tetap kalah...
Yang menang, hanya ego diri sendiri...
Yang tinggi dan naik adalah emosi...
Yang jatuh adalah citra dan jati diri kita...
Tidak ada artinya kita menang dalam perselisihan...

Kemenangan sesungguhnya adalah ketika kita mampu menundukkan ego diri sendiri.
Mengalah sampai tidak ada yang dapat mengalahkan...
Karena yang kalah ego sendiri...
SehinΔ£ga kita tidak terjajah oleh keadaan apapun...

Apabila menerima teguran, tidak usah terus melenting atau berkelit, bersyukurlah, masih ada yang mau menegur kesalahan kita...
Berarti masih ada orang yang memperhatikan kita...

Jaga selalu kekompakan dalam kebersamaan...
Jaga lisan, perbuatan dan tulisan agar tidak ada hati yang tersakiti...

Semoga kita dapat menjaga ego dan emosi...
Dan selalu menjadi manusia yang pandai bersyukur...

Kamis, 05 Juli 2018

:: BADAI DALAM HIDUP ::


Seorang anak mengemudikan mobilnya bersama ayahnya. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit mendadak menjadi gelap. Beberapa kendaraan mulai
menepi dan berhenti.

“BAGAIMANA, Ayah? Apakah kita berhenti saja?,” Si anak bertanya.

“Teruslah.. !”, kata Ayah.
Anaknya TETAP menjalankan mobil. Langit makin gelap, angin bertiup kencang. Hujanpun mulai turun.

Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yang diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan . Terlihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
“Bagaimana ini Ayah…?”
“TERUSLAH mengemudi!” kata Ayah sambil terus melihat ke depan.
Anaknya TETAP mengemudi, walau dengan bersusah payah.

Hujan lebat menghalangi pandangan hanya berjarak beberapa meter saja.

Si anak mulai ketakutan.
NAMUN... ia tetap mengemudi, walaupun dengan sangat perlahan.

Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, dirasakannya hujan mulai
mereda & angin mulai berkurang. Setelah beberapa kilometer
berikutnya, sampailah mereka pada daerah yang kering dan matahari bersinar.

“Nah sekarang berhenti dan keluarlah,” kata sang Ayah.

“KENAPA sekarang?,” tanya si Anak.

“Agar kau BISA MELIHAT, bagaimana seandainya saat kita berhenti di tengah badai.”

Sang Anak berhenti dan keluar.

Dia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Dia MEMBAYANGKAN orang-orang yang terjebak di sana.

Dia baru mengerti bahwa JANGAN PERNAH BERHENTI di tengah badai KARENA akan terjebak dalam ketidakpastian.

Jika kita sedang menghadapi “badai” kehidupan, TERUSLAH berjalan, JANGAN berhenti dan putus asa, karena kita akan tenggelam dalam keadaan yang terus menakutkan dan tak pasti.

LAKUKAN saja Apa yang dapat kita lakukan dan yakinkan diri bahwa BADAI PASTI BERLALU.
KITA tidak kan pernah berhenti tetapi maju terus, Karena kita yakin bahwa di depan sana Kepastian dan Kesuksesan ada untuk kita...

HIDUP TAK SELAMANYA BERJALAN MULUS!!!

BUTUH batu kerikil, supaya kita *BERHATI-HATI*..
BUTUH semak berduri, supaya kita *WASPADA*..
BUTUH Pesimpangan, supaya kita *BIJAKSANA* dalam *MEMILIH*..
BUTUH Petunjuk jalan, supaya kita punya *HARAPAN* tentang arah masa depan.

Hidup Butuh Masalah, supaya kita tahu kita punya *KEKUATAN*..

BUTUH Pengorbanan, supaya kita tahu cara *BEKERJA KERAS*..

BUTUH airmata, supaya kita tahu *MERENDAHKAN HATI*

BUTUH dicela, supaya kita tahu bagaimana cara *MENGHARGAI*..

BUTUH tertawa dan senyum, supaya kita tahu *MENGUCAPKAN SYUKUR*..

BUTUH Orang lain, supaya kita tahu kita *TAK SENDIRI*..


Jangan selesaikan *MASALAH* dengan mengeluh, berkeluh kesah, apalagi marah, Selesaikan saja dengan *sabar, bersyukur*, dan jangan lupa *TERSENYUM*.

Teruslah *MELANGKAH* walau mendapat *RINTANGAN*, Jangan takut
Saat tidak ada lagi *tembok* untuk bersandar, karena masih ada lantai untuk bersujud.

Perbuatan baik yang paling *sempurna* adalah perbuatan baik yang tidak terlihat, namun dapat dirasakan hingga jauh kedalam relung hati.

Jangan menghitung apa yang hilang, namun hitunglah apa yang tersisa.

Sekecil apapun penghasilan kita, pasti akan cukup bila digunakan untuk Kebutuhan Hidup.
Sebesar apapun penghasilan kita, pasti akan kurang bila digunakan untuk Gaya Hidup.

Tidak selamanya kata-kata yang indah itu benar, juga tidak selamanya kata-kata yang menyakitkan itu salah. Hidup ini terlalu singkat, lepaskan mereka yang menyakitimu, sayangi mereka yang peduli padamu. Dan berjuanglah untuk mereka yang berarti bagimu.

Bertemanlah dengan semua orang, tapi bergaulah dengan orang yang berintegritas dan mempunyai nilai hidup yang benar, karena pergaulan akan mempengaruhi cara kita hidup dan masa depan kita. Semoga bermanfaat.

Ungkapan Hati Nurani



S‎ebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam.
Sepasang suami istri berlari menuju ke sekoci untuk menyelamatkan diri. ‎
Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yg tersisa.
Segera sang suami melompat mendahului istrinya utk mendapatkan tempat itu.
Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum sekoci menjauh dan kapal itu benar2 tenggelam.‎
Guru yg menceritakan kisah ini bertanya pada murid2nya, “Menurut kalian, apa yg istri itu teriakan sebelum ia tenggelam?”
Sebagian besar murid2 itu menjawab,
“Aku benci kamu!”
“Kamu tau aku buta!!”
“Kamu egois!”
"Nggak tanggung jawab!"
“Nggak tau malu!”

Tapi ada seorang murid yg hanya diam saja. Guru itu meminta murid yg diam saja itu menjawab.
Murid itu menjawab “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik...’”‎
Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”
Murid itu menggeleng. “Belum pak. Tapi itu yg dikatakan oleh ibu saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.”

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.”
"Kapal itu kemudian benar2 tenggelam dan sang suami pulang membesarkan dan mendidik anak mereka sendirian."
Bertahun2 kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kanker ganas dan akan segera meninggal.
Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu2nya kesempatan untuk bertahan hidup.
Dia menulis di buku harian itu, “Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku terpaksa dg hati menangis membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana...”
Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.
Guru itu kemudian menjelaskan murid2nya hikmah dari cerita tsb.
Bahwa, kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yg kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yg kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya luarnya saja dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mungkin...
Mereka yg sering membayar untuk orang lain, bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.
Mereka yg bekerja tanpa ada yg menyuruh, bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.
Mereka yg mengulurkan tangan untuk menolongmu, bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.
Mereka yg sering mengontakmu, bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya.

Mereka yg minta maaf duluan bukan berarti mereka salah dan yg lainnya benar, tapi karena hatinya bernilai lebih tinggi dari egonya.
Mereka yang memperlihatkan kekesalan kepada kamu walaupun kamu patut mendapatkannya, bukan karena mereka membencimu, tapi karena mengharapkan kamu bisa berpikir dan bertindak lebih bermanfaat bagi banyak orang.

Selasa, 03 Juli 2018

Memandang ke dalam diri

Seorang Guru Sufi ditanya tentang 2 keadaan manusia:

1. Manusia rajin sekali ibadahnya, namun sombong, angkuh dan selalu merasa suci.

2. Manusia yang sangat jarang ibadah, namun akhlaknya begitu mulia, rendah hati, santun, lembut dan cinta dengan sesama.

Lalu Sang Guru Sufi menjawab:

“Keduanya baik;”

Boleh jadi suatu saat si ahli ibadah yang sombong menemukan kesadaran tentang akhlaknya yang buruk dan dia bertaubat lalu ia akan menjadi pribadi yang baik lahir dan batinnya.

Dan yang kedua bisa jadi sebab kebaikan hati-nya, Allah akan menurunkan hidayah lalu ia menjadi ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin.

Kemudian orang tersebut bertanya lagi, “lalu siapa yang tidak baik kalau begitu…???”

Sang Guru Sufi menjawab:

“Yang tidak baik adalah kita, orang ketiga yang selalu mampu menilai orang lain, namun lalai dari menilai diri sendiri“.

— Jalaludin Rumi —

Pitutur luhur.

15 Filosofi Hidup
Orang Jawa dan Maknanya

Indonesia merupakan negara majemuk dan tentunya banyak suku di Indonesia punya falsafahnya masing-masing termasuk budaya Jawa. Dalam berfilosofi, orang Jawa seringkali menggunakan unen-unen  (peribahasa) untuk menata hidup manusia.


Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan etnis Jawa di era modern ini. Maka tidak salah, jika muncul sebutan, “Wong Jowo sing ora njawani”.

Filosofi Jawa dinilai sebagai hal yang kuno, ndeso dan ketinggalan jaman. Padahal, filosofi leluhur tersebut berlaku terus sepanjang hidup. Warisan budaya pemikiran orang Jawa ini bahkan mampu menambah wawasan kebijaksanaan dan mengajarkan hidup kita agar  senantiasa “Eling lan Waspodo”.



Berikut kumpulan falsafah beserta arti penjelasannya yang menjadi pedoman hidup masyarakat Jawa:
1. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala),
Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.
"Ojo neko-neko lamun ora pengen dineko-neko"

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
Maksunya Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
"Perangono nepsumu dewe"

3. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
Artinya segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.
"Apapun dapat diselesaikan ilmu ghaib"

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji.Sugih Tanpa Bandha.
Artinya Berjuang tanpa perlu membawa massa,Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan, Kaya tanpa didasari kebendaan.
"Amal tanpa ilmu cilaka,ilmu tampa amal ora guna"

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.
"Ngilangake rasa rumangsa"

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut- kejut, Jangan mudah kolokan atau manja.
"Jangan terburu buru menilai sesuatu"

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.
"Jangan terburu nafsu"

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo.
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguno
Maksudnya adalah Jaga kelakuan / tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latarbelakangmu.

11. Alon-alon waton klakon
Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety/keselamatan. Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.

12. Nerimo ing pandum.
Makna dari kata tersebut mengandung Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi.
Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.

13. Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
Artinya sekarang zaman edan, yang gak enda gak bakal kebagian; Hanya orang yang ingat kepada Allah yang beruntung. disini saja juga tidak cukup dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.

14. Mangan ora mangan sing penting ngumpul.
Artinya Makan tidak makan yang terpenting adalah dapat berkumpul (kebersamaan).
Filosofi ini adalah sebuah peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual. Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman, tentram dan sejahtera. Istilah "Mangan ora mangan" melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yang tidak dapat apa-apa tetap legowo atau menerima dengan lapang dada.

Dan kata dari "Sing penting ngumpul" melambangkan berpegang teguh pada persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama.

Filosofi dari kalimat peribahasa "Mangan ora mangan sing penting kumpul" adalah filosofi yang cocok yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa Indonesia agar tujuan bangsa ini tercapai.

15. Wong jowo iki gampang di tekuk - tekuk.
Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah 'Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk'. Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.

Itulah beberapa pandangan hidup, pedoman dan prinsip yang diterapkan sejak dahulu yang biasa menjadi nasehat orang jawa meskipun kini semakin luntur dimakan zaman.
Semoga kita sebagai generasi penerus tidak serta merta melupakan budaya luhur kita.

RahayuπŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™